Glen the Frog

Glen the Frog
Image was taken from DeviantArt.com posted by The RagingSpaniard

Senin, 15 April 2013

Disorientasi Tingkat Mapan


Di kala hujan kerisauan membasahi kepala ini, bukan dingin yang menentramkan pikir, namun sial-siul merdu dunia manja merusak makna dalam kalbu. Merajuk-lah segala keindahan, kemapanan, kegemerlapan, ke-birahi-an, dan kefasihan fana nan semu yang telah lalu. Baru saja, di puncak tertinggi itu hasrat kegirangan ini membabibu tak afu. Bukan salah dunia, bila canda tawa indah mereka yang ada di dalamnya mampu bersatu memabukkan hatiku. Bukan salah dunia, bila keadaan mapan mereka yang ada di dalamnya mampu menyilapkan pandanganku. Bukan salah dunia, bila gemerlap sinar mata riang mereka yang ada di dalamnya mampu menggelapkan semangatku. Bukan salah dunia, bila birahi mereka yang ada di dalamnya mampu mem-birahi-kan birahiku. Bukan salah dunia, bila kefasihan fana dan semuku melambaikan tangannya yang aku ingat sebagai peremuk tulang sendi yang menopang segala arti hidup dalam tubuhku. Me-lelaki-lah diriku dengan mengakui segala nikmat dunia memang mampu menjilati keningku, lalu merasuk ke ubun-ubunku!!! Anggap saja, aku punya dunia; dua dunia, yang tak akan aku asingkan antara satu dengan yang lainnya, dan tentu saja antara mereka dengan diriku. Aku manusia biasa (serakah) dengan hati yang biasa (serakah), tapi tekad dan mimpi yang luar biasa (serakah). Aku manusia. Tuhan, tolonglah aku.

29 09 2012

Layang-layangmu dan Tali Senarku

Sedari dulukah kau begini?
Terbangkan layang-layangmu sebanyak lima buah ke angkasa;
empat buah kau sabetkan ke layang-layang lawanmu,
lalu kau biarkan kalah dan terbang lepas dari jerat tari tali senarmu;

Anggukku,
jarimu memang lihai menuntun tarian senar yang melenggak-lenggokkan layangan di atas langit.
Namun, gelengku,
kau biarkan saja layanganmu yang kalah entah ke mana saat sekali saja senarmu putus.

Kau pikir,
'Ah, aku masih punya satu yang terbang tinggi dan seratus buah lagi di toko mainan lain'.
Sedari dulukah kau begini?
Kau pikir,
'Ah, aku bisa beli di toko senar lain, persetan dengan tali senar yang mengecewakanku di lapangan kala senja itu'. Sedari dulukah kau begini?

Tak apalah jika sedari dulu kau begini;
walau sejak pertama kumerangkai kalimat-kalimat berprasangka ini dengan penuh tanya dan rasa tak percaya, tak apalah jika sedari dulu kau begini.
Aku akan di sini;
akan tetap siap membuat tali senar yang lebih halus dan lebih tangguh;
semoga kau sudi mampir di pabrik senarku yang bobrok ini,
langgananku.



Di kala tali persahabatan dipertanyakan oleh otak dan hati manusia;
dan diuji oleh Sang Maha Kuasa.
15 04 2013
P.S. Aku masih berharap ini april-mop.